Sebagian
orang yang jenuh dengan hiruk pikuk kota, memiliki jawaban yang sama
ketika ditanya hendak pergi ke mana menikmati liburan akhir pekan?
Mereka menginginkan pergi ke tempat yang tenang, sejuk dan alami. Mereka
yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, maka pilihan tersebut akan
jatuh ke kawasan Puncak Bogor dan sekitarnya. Sedangkan bagi warga di
Makassar dan sekitarnya, maka kawasan Wisata Alam Malino akan menjadi
pilihan terbaiknya. Kawasan ini merupakan wahana dari beberapa objek wisata alam di sekitar Kota Malino yang dikelilingi hutan Taman Wisata Alam Malino.
Malino
berada 90 km di sebelah timur kota Makassar. Jalanannya beraspal halus,
berliku dan mendaki menyusuri kaki Gunung Bawakaraeng di kecamatan
Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Dilihat dari udara akan tampak aliran
Sungai Jeneberang yang mengalir dari Gunung Bawakaraeng menuju Makassar.
Tampak pula aliran sungai yang melebar menjadi seperti genangan air
yang luas. Itu tidak lain adalah Bendungan Bili-bili. Bendungan ini
tampak bersebelahan jalanan berliku yang tadi dilewati. Rute perjalanan
hanya ada satu poros jalan yaitu dari Makassar menuju ke Malino hingga
ke arah Sinjai.
Pemerintah Daerah setempat memperkaya pengembangan wisata alam di Malino, dengan menambahkan beberapa objek wisata di sekitar batas hutan TWA Malino. Di Kota Malino, terdapat Permandian Lembah Biru yang bersambung ke Air terjun Tangga Seribu Sungai Bulan. Dinamakan demikian karena jumlah tangga menurun menuju air terjun yang begitu banyak. Namun itu terbayar lunas setelah menyaksikan tinggi dan derasnya curahan air terjun. Hanya saja ketika pulang, maka perjalanan akan menjadi mendaki dan membuat kaki terasa seperti mendaki tangga gedung bertingkat enam lantai.
Empat kilometer sebelah tenggara kota Malino di daerah Bulutana di luar TWA Malino, dapat dinikmati Air Terjun Takapala. Takapala diartikan sebagai ta=tidak, kapala’=tebal. Maksudnya air terjun ini tidak deras atau tidak berbahaya untuk dikunjungi wisatawan. Objek-objek wisata air terjun selalu menarik untuk dikunjungi, meski hanya duduk terdiam, menikmati perpaduan sensasi gemuruh suaranya dan melihat butiran kabut air yang berjatuhan. Dan akan makin menyegarkan bila berani berbasah-basah.
Perjalanan selama dua jam dihiasi dengan perbukitan yang tegak menjulang di kiri jalan dan lembah melandai di kanan jalan. Semakin dekat dengan Malino, semakin tajam tikungan yang dilalui Hingga akhirnya, hawa dingin nan sejuk mulai menerpa, ketika kumpulan tegakan pinus (Pinus merkusii) di ketinggian 1.000 meter di-atas-permukaan-laut menyambut kedatangan di Malino. Sejarah mencatat bahwa kesejukan alam Malino ini merupakan magnet yang memikat untuk dikunjungi. Jauh dimasa kerajaan Gowa, kawasan Malino telah menjadi tempat peristirahatan para raja dan keluarganya. Di tahun 1927, Gubernur Caron di masa penjajahan Belanda, membangun pesanggrahan di Malino sebagai tempat peristirahatan bagi para petingginya. Tahun 1946 di Malino diselenggarakan konferensi Negara Indonesia Timur yang menggagas kehendak untuk memisahkan diri dari Republik Indonesia. Dan di tahun 2001 digelar Perjanjian Perdamaian Malino I dan II untuk melerai pertikaian di Poso, Sulawesi Tengah dan untuk di Ambon, Maluku.
Empat kilometer sebelah utara dari kota Malino, di daerah Pattapang kelurahan Bulutana di luar perbatasan TWA Malino, terbentang 130 ha kebun teh milik PT. Nittoh Malino Teh (NMT). Hamparan kebu teh menawarkan suasana hijau sejuk bagi indera penglihatan dan segelas teh hangat untuk mengusir hawa dingin yang makin menggigit. Kebun teh ini dibangun pada tahun 1979 dengan nama PT. Nittoh Teh dan dikelola oleh PT.Dharma Incar Corp. Pada tahun 1987, perusahaan teh ini beralih ke investor dari Jepang yang kemudian mengganti namanya menjadi PT.NMT.
Di pinggir kota Malino, di Jalan Pendidikan di antara deretan pepohonan pinus TWA Malino, terbuka areal seluas satu hektar. Di areal ini biasa digunakan oleh Parabus Malino Adventure Tour and Outbond untuk menyelenggarakan kegiatan outbond. Umumnya pesertanya berasal dari kalangan karyawan perusahaan dalam rangka membangun semangat kerja atau pun kepemimpinan yang dikemas dalam bentuk permainan tematik yang lucu dan menantang. Dan terbuka pula untuk kalangan lainnya dengan sistem pemesanan dalam rombongan wisata.
Kalau Bandung terkenal dengan julukan “Kota kembang”, maka Malino dapat disebut sebagai “Kota Bunga di Sulawesi Selatan”. Julukan ini muncul karena banyak species bunga yang tumbuh di Malino. Hasil penelitian Gerard Van Went Gerard (2007) dari lembaga penelitian asal Belanda pada “Programme Uitzending Managers” (PUM), menyatakan bahwa sekitar 60% bunga yang tumbuh di Belanda juga terdapat di kawasan Malino dan sekitarnya. Bunga yang terkenal di antaranya adalah anggrek dan eidelwis yang banyak dijajakan pedagang kaki lima di Malino.
Di daerah Kanreapia, sekitar 8 km ke arah timur kota Malino, kebun-kebun hortikultura milik warga setempat berjajar rapi jalur-jalur tanaman wortel, tomat, kentang, kubis, vetsai, bawang dan buah - buahan seperti markisa dengan harga terjangkau dan sebagainya. Sebagai oleh-oleh bagi dapur sehat, sayur mayur ini dapat dibeli di pasar kota Malino dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan di Makassar.
Kalau Bandung terkenal dengan julukan “Kota kembang”, maka Malino dapat disebut sebagai “Kota Bunga di Sulawesi Selatan”. Julukan ini muncul karena banyak species bunga yang tumbuh di Malino. Hasil penelitian Gerard Van Went Gerard (2007) dari lembaga penelitian asal Belanda pada “Programme Uitzending Managers” (PUM), menyatakan bahwa sekitar 60% bunga yang tumbuh di Belanda juga terdapat di kawasan Malino dan sekitarnya. Bunga yang terkenal di antaranya adalah anggrek dan eidelwis yang banyak dijajakan pedagang kaki lima di Malino.
Di daerah Kanreapia, sekitar 8 km ke arah timur kota Malino, kebun-kebun hortikultura milik warga setempat berjajar rapi jalur-jalur tanaman wortel, tomat, kentang, kubis, vetsai, bawang dan buah - buahan seperti markisa dengan harga terjangkau dan sebagainya. Sebagai oleh-oleh bagi dapur sehat, sayur mayur ini dapat dibeli di pasar kota Malino dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan di Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar